Kisah Wafatnya Nabi Ibrahim - Indestenko
Kisah
Wafatnya Nabi Ibrahim - Sesungguhnya Allah memberi Nabi Ibrahim banyak
harta, anak, pembantu, dan peternakan, sampai ada yang mengatakan beliau
memiliki empat ribu anjing untuk menjaga kambing-kambing yang beliau miliki.
Beliau memiliki anak dari Siti Hajar yakni Ismail, anak pertama beliau, dan
dari Siti Sarah yakni Nabi Ishaq. Ketika Siti Sarah meninggal, Nabi Ibrahim
menikahi perempuan dari bangsa Kan'an. Lahir darinya lima anak ;
Bakisyan bin Ibrahim, Zamran bin Ibrahim, Madyan bin Ibrahim, Sabaq bin
Ibrahim, dan Syuh bin Ibrahim. Mereka semua tidak menjadi nabi, akan tetapi
yang menjadi nabi hanya keturunan Nabi Ishaq dan Nabi Ismail.
Pada
umur seratus lima puluh, Allah menampakkan uban Nabi Ibrahim. Ulama berkata,
"Alasan Allah memunculkan uban kepada Nabi Ibrahim adalah karena Ishaq,
putra beliau sangat mirip dengan beliau. Masyarakat tidak bisa membedakan
antara keduanya. Orang datang kepada Ishaq dan menyangka bahwa dia adalah
Ibrahim. Orang tersebut menyapa, "Assalamualaikum, wahai
kholilullah." Akhirnya Ishaq menjawab, "Aku adalah anak dari
kholilullah. Ia lebih baik dari pada aku. Dia bak tuanku dan aku ibarat budaknya."
Saat
orang-orang mulai tidak bisa membedakan antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq maka
Allah memberinya tanda berupa uban. Nabi Ibrahim merasa sedih melihat rambut
ubannya yang memutih. Namun beliau tidak bisa menolak apa yang dialaminya. Nabi
Ibrahim adalah orang yang pertama kali beruban dari keturunan Nabi Adam.
"Wahai
Tuhanku, apakah ini(uban)" tanya Ibrahim.
"Itu
adalah kewibawaan, ketenangan, kebijaksanaan dariku." Jawab Allah.
"Wahai
Allah, tambahkan kewibawaan, ketenangan, dan kegembiraan dengannya." Doa
Ibrahim.
Nabi
Ibrahim tetap hidup hingga 25 tahun kemudian. Umur beliau seluruhnya adalah 175
tahun. Ada yang mengatakan 200 tahun.
Ketika
Allah hendak mencabut nyawa Nabi Ibrahim, terlebih dahulu Allah mengutus
malaikat maut kepadanya. Saat itu Ibrahim berada di sebuah rumah, yang sama
sekali tidak ada yang diperbolehkan masuk kecuali dengan izin beliau.
Suatu
ketika malaikat maut masuk ke rumah beliau. Namun saat itu Nabi Ibrahim tidak
di rumah. Hingga ketika Nabi Ibrahim kembali, dia mendapati laki-laki yang
sangat buruk rupanya. Nabi Ibrahim pun tidak menginginkan kehadirannya.
"Siapa
yang memperbolehkan kamu masuk?" Tanya beliau.
"Dzat
yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat
yang memiliki rumah lebih berhak atas rumah ini."
Lalu
Malaikat maut keluar dari beliau.
Keesokan
harinya, Nabi Ibrahim keluar dari rumahnya. Beliau mengunci pintu rumah
tersebut. Malaikat maut kembali datang. Dia masuk.
Nabi
Ibrahim pulang. Ternyata, di rumah beliau melihat laki-laki yang sangat bagus
rupanya. Tidak pernah dia melihat orang yang lebih tampan darinya.
Ketampanannya benar-benar membuat Nabi Ibrahim tercengang.
"Siapa
kamu? Dan siapa yang mengizinkan kamu masuk rumahku?" Tanya beliau.
"Yang
memberi izin kepadaku adalah dzat yang memiliki rumah ini." Jawabnya.
"Dzat
yang memiliki rumah ini lebih berhak atasnya. Siapa sebenarnya dirimu?"
"Saya
adalah malaikat maut, dan sayalah yang menemuimu kemarin." Dia berhenti.
Kemudian melanjutkan ucapannya.
"Sesungguhnya ketika Allah menghendaki buruk
terhadap seorang hamba maka dia akan mengutusku dalam keadaan yang engkau lihat
kemarin. Apabila dia menghendaki baik maka dia mengutusku dalam wujud
seperti ini."
Dalam
riwayat lain :
Sesungguhnya
Allah berkata kepada malaikat maut, "Pergilah kepada kekasihku, Ibrahim.
Dia sudah tidak senang lagi dengan kehidupan dunia dan lebih suka
kematian." Lalu malaikat maut pergi dengan wujud orang tua, yang
punggungnya menghitam, matanya buram, dan lubang hidungnya telah
meleleh. Dia bersandar di tongkatnya. Sedangkan Nabi Ibrahim duduk di rumahnya.
Datang kepadanya orang-orang miskin, maka beliau menghormati mereka sebagai
tamu. Lalu datang malaikat dengan rupa tersebut. Dia mengucapkan salam kepada
beliau. Beliau mempersilakannya untuk makan. Dia duduk. Nabi Ibrahim melihat
dia hendak makan. Namun saat ia menelan makanannya dari mulut, seketika itu
makanannya terjatuh dari bawah. Nabi Ibrahim heran melihatnya.
"Wahai
orang tua, apa yang terjadi dengan makananmu? Dan apa yang sebenarnya
menimpamu?" Tanya beliau.
"Ini
karena umurku yang sudah tua. Orang yang umurnya sudah tua juga akan
mengalaminya." Jawab orang tua tersebut.
"Berapakah
umurmu?"
"201
tahun."
Saat
itu umur Nabi Ibrahim sudah 200 tahun. Beliau berkata dalam hati, "Masa
antara diriku dan orang ini hanya satu tahun. Melihat apa yang dialaminya
membuatku benci akan kehidupan dunia dan ingin segera meninggal." Kemudian
orang tua tersebut pulang.
Setahun
berlalu orang tua atau malaikat datang dengan wujud yang tampan. Nabi Ibrahim
tahu bahwa dia adalah malaikat maut.
"Hai
malaikat maut, aku ingin waktumu sebentar." Nabi Ibrahim menceritakan
kejadian orang tua kemarin.
"Sedangkan
aku diperintah untuk mencabut nyawamu."
Dalam
riwayat lain :
Sesungguhnya
malaikat maut datang kepada Nabi Ibrahim untuk mencabut nyawanya. Dia
mengucapkan salam kepada beliau dan beliau pun menjawabnya.
"Siapa
kamu?" Tanya nabi Ibrahim.
"Aku
adalah malaikat maut. Aku diperintah karenamu," jawab malaikat.
Nabi
Ibrahim menangis. Kemudian Nabi Ishaq mendengar tangisannya. Nabi Ishaq pun
masuk, menemui beliau.
"Wahai
kholilurrahman, apa yang membuatmu menangis?" Tanya Nabi Ishaq.
"Dia
adalah malaikat maut yang akan mencabut nyawaku." Jawab beliau.
Nabi
Ishaq pun ikut menangis. Karenanya, malaikat maut kembali kepada Tuhannya.
"Wahai
Tuhanku, kekasihmu bersedih karena kematian," kata malaikat.
"Hai
Jibril, ambilah wewangian dari surga. Pergilah bersama malaikat maut menuju
Ibrahim. Tenangkan perasaannya dengan bau tersebut, dan katakan kepadanya,
"Sesungguhnya seseorang akan rindu bila sudah lama tidak bisa berjumpa.
Apakah kamu tidak rindu kepada-Ku, padahal kamu adalah kekasih-Ku."
Perintah Allah kepada malaikat Jibril.
Jibril
datang kepada Nabi Ibrahim, menyampaikan pesan dari Allah dan memberikannya
wewangian surga. Nabi Ibrahim berkata, "Iya, wahai Tuhanku. Aku
benar-benar rindu bertemu dengan-Mu dan akan bau wewangian ini." Lalu
malaikat maut mencabut nyawa beliau.
Dan diriwayatkan bahwa, ketika malaikat maut hendak
mencabut nyawa Nabi Ibrahim as, maka beliau berkata, "Hai malaikat maut,
apakah kamu pernah tahu seorang kekasih mencabut nyawa orang yang
dicintainya." Maka malaikat maut naik ke langit untuk melaporkannya
kepada Allah Swt. Lalu Allah berkata, "Katakanlah kepada kekasihku,
"Apakah seorang kekasih tidak suka bertemu dengan orang yang
dicintainya?" Lalu malaikat maut kembali kepada Nabi Ibrahim. Dia
menyampaikan apa yang dikatakan Allah Swt. Mendengarnya, Nabi Ibrahim berkata
kepada dirinya, "Tenanglah dirimu untuk saat ini." Lalu malaikat maut
mencabut nyawa beliau. Beliau dikuburkan di perkebunan Hairun. Kebun ini adalah
kebun milik seorang yang telah beliau beli. Beliau berwasiat agar dikuburkan di
sana.
Diterjemahkan
dari kitab Tarikh Al Baghdadi karangan Imam Khatib al Baghdadi Hal : 95-96
0 Response to "Kisah Wafatnya Nabi Ibrahim - Indestenko"
Post a Comment