-->

Kisah Kaum Ailah, Kaum Bani Israil yang dikutuk menjadi kera - Kisah Nabi


Kaum Ailah yang dikutuk menjadi kera -  Pada zaman Nabi Dawud terdapat suatu kaum yang disebut kaum Ailah. Mereka tinggal di tepi laut. Setiap hari laut selalu pasang, sehingga Allah memberi cobaan mereka. Yakni sebagaimana yang termaktub dalam Alquran
حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُوْنَ لاَ تَأْتِيْهِمْ كَذَالِكَ نَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ
Artinya : Di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah kami menguji mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS al-A’râf : 163)

Hal demikian berjalan lama. Munculnya ikan pada hari tersebut menjadi cobaan yang mencekik atau memiluhkan hati, yakni saat mereka tidak bisa berburu saat ikan tampak banyak. Ada yang mengatakan, "Pada hari sabtu, ikan-ikan tersebut mengapung di atas permukaan sungai dan telaga sembari mendongakkan kepala, bahkan sampai-sampai penduduk bisa langsung mengambilnya tanpa harus memancing.

baca juga : surat cinta dari Allah Swt. untuk kaum nabi Daud as.

Ketika mereka benar-benar merasa terkecik maka mereka menyiapkan beberapa telaga dan membuat pintu-pintu yang dipasang jaring. Ikan akan masuk ke telaga dan keluar melewati jaring tersebut. Ketika lautan pasang pada hari sabtu maka ikan-ikan keluar dari laut, masuk ke telaga. Dan ketika air laut surut maka pintu-pintu tersebut mulai merapat, dan air mengalir dari jaring tersebut, Sehingga ikan-ikan tetap di telaga.
Ada yang mengatakan bahwa orang yang pertama kali mengambil ikan dari bangunan ini, mengambil ikan di permukaan dengan tangannya. Dia tidak berani mengeluarkannya karena takut dianggap memancing atau berburu. Dia hanya menali buntut ikan tersebut dengan benang. Dan membiarkannya di dalam telaga tersebut sampai esok hari ahad.
Orang tersebut mengambil ikan saat ahad telah tiba. Dia bergegas memasaknya untuk dimakan. Akan tetapi tetangganya mencium bau ikan tersebut. Tetangganya berkata, “Dari mana kamu mendapatkan ikan ini? Padahal kemarin kamu tidak mengambilnya.”
Tetangga mengingkari bahwa ikan itu miliknya. Kemudian pemilik ikan tersebut memperlihatkan ikan dari panggangan di rumahnya. Tetangga melihat dia masih memanggang ikan. tetangga bertanya kepadanya. Dan dia pun memberitahukan apa yang telah dilakukan. Temannya berkata, “Aku khawatir kamu akan melanggar larangan, yakni berburu atau memancing.” Dia menunggu adanya siksaan akan tetapi sama sekali tidak terjadi sesuatu.
Hari sabtu berikutnya laki-laki tersebut mengambil dua ikan, dan mengikatkan benang pada ekornya sebagaimana yang dilakukan sebelumnya. Laki-laki itu akan mengeluarkannya pada hari ahad, lalu memakannya. Dia menunggu turunnya siksaan akan tetapi sama sekali tidak turun sesuatu. Dia pun memberi tahu tetangganya. Dia berkata, “Barang kali keharaman berburu pada hari sabtu telah hilang. “
Berburu ikan dalam telaga tersebut pun tersebar di kalangan masyarakat.  Akhirnya penduduk desa terbagi menjadi tiga golongan ; golongan yang mengambil ikan dan memakannya, golongan yang hanya mengambil akan tetapi mereka menemani duduk-duduk golongan pertama, menemani makan, dan tidak mencegah mereka, dan golongan yang tidak mengambil dan tidak memakannya, dan mereka telah mencegah golongan pertama.
Nabi Daud telah berulang kali datang kepada mereka akan tetapi tidak dihiraukan. Hingga pada suatu ketika NABI Daud mendatangi mereka akan tetapi mereka tidak mau membuka pintu kota mereka. Nabi daud memanggil-manggil dari luar. Mereka sama sekali tidak menghiraukan beliau. Nabi Daud berkata, “Apakah kalian tidak mendengarkanku? Apakah kalian hanya kumpulan kera? Mereka berkata, “benar, Kami adalah kera. Memangnya apa urusanmu?” Beliau pun kembali sembari melaknat mereka.
Ketika kaum terus melakukan hal tersebut, maka golongan yang mencegah tadi meninggalkan mereka. Mereka membagi desa tersebut menjadi dua bagian dan membuat dinding pembatas antara keduanya.
Hal di atas terjadi cukup lama. Lalu Allah bermaksud menghancurkan mereka. Dia akan menurunkan adzabnya pada malam hari. Dia merubah wujud mereka menjadi kera.
Allah Swt. Berfirman :
فَلَمَّا عَتَوْا عَمَا نُهُوْا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُوْنُوْا قِرَدَةً خَاسِئِيْنَ
Artinya : .... Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina. (QS al- A’râf : 166)
Paginya golongan yang melarang masih di kampung mereka sendiri. Mereka membuka pintu kota. Akan tetapi dari golongan yang lain sama sekali tidak ada yang bergerak, tidak ada yang keluar, dan tidak ada yang membuka pintu. Mereka heran dengan golongan lainnya. Mereka menunggu sampai matahari naik, lalu menyuruh seseorang untuk melewati dinding pembatas.
Di sana, orang suruhan melihat kera saling malambaikan tangan pada lainnya. Dia pun memberitahu golongannya tentang hal tersebut. Mereka berkata, “Turunlah, lihatlah. Dan bukalah pintu kota mereka.” Maka dia masuk, namun sama sekali tidak menjumpai manusia. Yang ada hanya kera.
Mereka mencoba bertanya kepada orang yang mereka rasa kenal, “Apakah kamu fulan?” dia pun memberi isyarah dengan kepalanya yang menunjukkan “iya”.
Allah membiarkan mereka menjadi kera selama tiga hari, kemudian mereka meninggal semua. Kemudian kota dan harta mereka ditempati golongan yang tidak melanggar aturan. 
Allah Swt. Berfirman :
فَجَعَلْنَاهَا نَكَالاً لِمَا بَيْنَ يَدَيْهَا وَمَا خَلْفَهَا وَمَوْعِظَةً لِلْمُتَّقِيْنَ
Maka kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang Kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Baqoroh : 65-66)
Kami memohon perlindungan kepada Allah dari amarah, siksaan, dan bencanan-Nya. Kami memohon ampunan dari dosa-dosa dan bertaubat kepada-Nya.
Diterjemahkan dari kitab “Tarikh al Anbiya
Al Khatib al Baghdadi, Abu Bakar bin Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin Mahdi
Hal.285-286

1 Response to "Kisah Kaum Ailah, Kaum Bani Israil yang dikutuk menjadi kera - Kisah Nabi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel