Kisah Nabi Daud dan Orang-Orang Yang Dirindukan Allah Swt. - Kisah Nabi
Surat cinta Allah Teruntuk Hamba-Nya - Saat
menerjemahkan kisah ini, hati Mimin terasa bergetar
kencang karena dahsyatnya rasa rindu Allah kepada hamba-Nya. Kata demi kata
terucap penuh dengan ungkapan cinta yang begitu dalam. Mimin rasa tidak ada pesan
cinta yang lebih indah dibandingkan pesan cinta Allah Swt. Hati
rasanya ingin menangis mendengarkan ungkapan-ungkapan yang Allah Swt. tuturkan
dalam cerita ini. Maka Mimin sarankan agar pembaca meresapi dengan seksama
dan penuh penghayatan Agar cerita ini bisa memompa semangat kita untuk merindu
kepada Allah dan beribadah kepadanya.
"Hai Daud, berapa kali kamu
mengingat surga, sedangkan kamu tidak pernah bertanya tentang orang yang rindu kepada-Ku?"
"Wahai Tuhanku, siapakah orang-orang
yang rindu kepada-Mu?" Tanya Dawud.
"Sesungguhnya orang-orang yang
merindukan-Ku adalah mereka yang aku telah membersihkan hatinya, mengingatkan
mereka dengan ancaman, dan melubangi hati mereka sehingga mereka bisa
"melihat-Ku. Sungguh Aku membawa hati
mereka lalu meletakkannya ke pendengaran-Ku. Kemudian Aku memanggil para
petinggi malaikat, seketika mereka berkumpul dan bersujud
kepada-Ku. Maka Aku berkata kepada mereka,"Aku memanggil kalian bukan
untuk bersujud, akan tetapi aku memanggil kalian untuk menunjukkan hati
orang-orang yang merindu kepada-Ku." Aku memamerkan mereka karena sesungguhnya hati mereka, yang berada dalam pendengaran-Ku akan menyinari malaikat
sebagaimana matahari menyinari penduduk bumi.
Hai Dawud, Aku menciptakan hati
orang-orang yang merindu dari ridla-Ku, memberikan mereka nikmat dari cahaya-Ku, maka Aku
menjadikan mereka sebagai "teman berbicara", dan menjadikan
badan mereka sebagai tempat penglihatan-Ku di bumi. Aku juga memastikan jalan yang mana mereka akan memandang-Ku dan setiap hari
bisa membuat rindu mereka semakin membuncah."
Nabi Daud berkata, "Wahai Tuhanku,
tunjukan kepadaku orang-orang yang Engkau cintai!"
Allah Swt. berfirman, "Hai Daud,
pergilah ke gunung Lebanon. Di sana ada empat belas orang. Di
antara mereka ada seorang pemuda, orang-orang
tua, dan orang-orang setengah baya. Datanglah ke sana. Sampaikan
salam dari-Ku. Katakan kepada mereka, "Tuhan kalian telah
mengirimkan salam kepada kalian. Melalui salam-Nya, Tuhan kalian telah berkata, "Apa yang kalian minta.
Sesungguhnya kalian adalah kekasih, pilihan, dan wali-Ku(Allah). Aku akan berbahagia
jika kalian bahagia, dan aku akan bergegas mencintai kalian."
Lalu Daud datang kepada mereka. Dia
menemukan mereka di samping air jernih yang mengalir. Mereka merenungkan tentang keagungan Allah. Namun, ketika mereka melihat Nabi Daud, tiba-tiba mereka
berdiri dan berpencar. Sehingga Daud berkata, "Sesungguhnya aku adalah
utusan Allah. Aku membawa pesan Allah untuk kalian." Maka mereka menghadap
ke arah Daud. Mereka mendengarkan ucapan beliau dan menundukkan pandangan ke
bawah. Nabi Daud berkata, "Sesungguhnya Aku adalah utusan Tuhan kalian.
Aku datang untuk menyampaikan salam dari-Nya. Tuhan kalian telah berkata,
"Apakah kebutuhan yang kalian inginkan? Apakah kalian tidak memanggil-Ku? maka Aku akan
mendengarkan suara dan ucapan kalian. Kalian adalah cinta-Ku, pilihan-Ku, dan kekasih-Ku. Aku
bahagia karena kalian bahagia dan Aku tidak sabar untuk mencintai kalian. Aku
melihat kalian dengan penuh kasih sayang sebagaimana seorang ibu yang sangat
menyayangi anaknya."
Lalu air mata mereka mengalir
menggenangi pipi. Satu persatu mereka berkata,
"Sungguh kami selalu mensucikan
Engkau, wahai Allah. Sungguh kami selalu mensucikan Engkau, wahai Allah. Kami
adalah hamba-Mu dan keturunan dari Hamba-Mu. Ampunilah umur
kami yang telah berlalu, yang kami telah memutuskan hati kami dari mengingat-Mu." Kata salah satu mereka dari golongan orang tua.
" Sungguh kami selalu
mensucikan Engkau, wahai Allah. Sungguh kami selalu mensucikan Engkau, wahai
Allah. Kami adalah hamba-Mu dan keturunan dari
Hamba-Mu. Berilah kami anugerah dengan pandangan
baik antara kami dan Engkau," kata yang lain.
" Sungguh kami selalu
mensucikan Engkau, wahai Allah. Sungguh kami selalu mensucikan Engkau, wahai
Allah. Kami adalah hamba-Mu dan keturunan dari
Hamba-Mu. Bagaimana kami berani berdoa, sedangkan
Engkau tahu bahwa kami sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi. Selamanya tetapkan
kami pada jalan menuju-Mu dan sempurnakan
anugerah-Mu kepada kami dengan itu." Kata yang lain.
"Kami benar-benar sembrono dalam
mencari ridla-Mu. Maka dengan kemurahan-Mu tolonglah
kami." Kata yang lain.
"Dari air mani Engkau menciptakan kami, dan Engkau telah
memberi kami anugerah dengan membuat kami bisa berfikir tentang keagungan-Mu. Maka apakah
berani berbicara orang yang sibuk berfikir tentang keagungan-Mu? Akan
tetapi Engkau meminta kami agar mendekat kepada cahayamu," kata yang lain.
"Lisan kami telah rusak untuk
berdoa kepada keagungan-Mu, mendekat kepada
para kekasih-Mu, dan banyaknya anugerah orang-orang yang engkau
cintai," kata yang lain.
"Wahai Tuhanku. Engkau telah
memberi kami hadiah dengan hati yang selalu mengingat-Mu dan
mengosongkannya hanya untuk Dirimu." Kata yang lain
"Bagaimana seorang hamba berani
kepada Tuhannya? Akan tetapi karena dengan
anugerah-Mu engkau memerintah kami untuk berdoa, maka kami
mohon berilah kami cahaya dari lapisan langit yang akan menuntun kami dalam
kegelapan," kata yang lain.
"Kami berdoa kepada-Mu agar menerima
kami, dan selamanya menerima kami," kata yang lain.
"Kami meminta sempurnanya nikmat
dan anugerah yang telah Engkau berikan," kata yang lain.
"Kami sudah tidak membutuhkan semua
ciptaan-Mu yang ada di bumi ini. Maka berilah kami agar selalu bisa menatap
wajah-Mu," kata yang lain.
"Di hadapan mereka, aku meminta
Engkau membutakan mataku dari melihat dunia dan penghuninya, dan butakan hatiku dari sibuk
mencari akhirat," kata yang lain.
"Sungguh aku tahu bahwa Engkau
mencintai para kekasih-Mu, maka berilah
anugerah kepadaku agar hati ini selalu sibuk dengan-Mu tanpa menghiraukan
yang lain," kata yang lain.
Lalu Allah Swt. Memberi Wahyu kepada Daud.
"Katakan kepada mereka bahwa Aku
telah mendengarkan ucapan mereka, dan Aku akan mengabulkan apa yang kalian
inginkan. Maka berpisahlah dengan teman kalian, dan buatlah lubang(jalan) untuk
diri kalian sendiri. sehingga Aku akan
membuka hijab(penghalang) antara Diriku dan kalian,
maka kalian bisa melihat cahaya dan keagunganku."
Nabi Dawud bertanya, "Wahai
Tuhanku, sebab apa mereka memperoleh drajat demikian?"
Allah bersabda, "Sebab husnud
dzon mereka, dan sebab mereka sudah tidak mempunyai keterkaitan
dengan dunia dan para penduduknya. Mereka berkhalwat dan bermunajat kepada-Ku. Kedudukan ini
tidak akan diperoleh selain oleh orang yang telah melepaskan diri dari dunia
dan penghuninya, dan sama sekali tidak mengingatnya. Dia hanya memenuhi
hatinya dengan nama-Ku dan dia memilih
Diriku atas seluruh makhluk-Ku. Maka saat itu Aku
mengasihinya, mengosongkan hatinya, dan membuka hijab
antara Diriku dan dirinya, sehingga dia bisa melihat-Ku layaknya
melihat sesuatu, dan aku akan memperlihatkan
kemulyaan-Ku kepadanya dan mendekatkan
cahaya-Ku. Apabila dia sakit maka Aku juga merasakan sakit
layaknya seorang ibu yang merasakan sakit saat anaknya sakit. Apabila dia haus maka Aku
akan menyegarkannya dan dia akan merasakan
nikmat mengingat-Ku. Maka apabila Aku sudah melakukan hal tersebut
hai Daud, hatinya akan buta dari dunia dan isinya. Dan Aku tidak akan
membuatnya mencintai dunia karena kesibukannya untuk diri-Ku tidak akan luntur.
Akan tetapi telapak kaki bergegas menuju ke arah-Ku, padahal Aku tidak
ingin mencabut nyawanya karena dia adalah tempatku
melihat di antara para makhluk. Dia tidak akan melihat pada selain Diriku dan
Aku tidak akan melihat pada selainnya. Maka ketika kamu melihatnya hai Dawud,
hatinya meleleh, jasadnya kurus, dan anggota tubuhnya
hancur. Hatinya seakan copot kala dia mendengar sebutan-Ku. Aku memamerkannya
kepada para malaikat dan penduduk langit sedangkan rasa takutnya dan
ibadahnya semakin bertambah. Demi kemulyaan dan
keagungan-Ku, hai Daud. Aku akan menempatkan dia dalam surga
firdaus dan menyembuhkan hatinya karena rasa sakit saat melihat-Ku. Sehingga Aku ridla-seridlanya.
Demikianlah kisah
Nabi Dawud dan orang-orang dirindukan Allah. Kita bisa melihat bagaimana rasa
penasaran nabi daud akan kedudukan mereka. Beliau tidak menyangka bahwa ada
orang yang dirindukan Allah sampai sedemikian rupa. Hati mimin terasa
teriris-iris, maka apakah hati pembaca juga mengalami hal yang sama. Mari kita
berbenah diri dan berusaha menjadi orang yang dirindukan oleh Allah Swt.
Diterjemahkan dari kitab Ihya Ulumiddin jus 4 hal 433-434
0 Response to "Kisah Nabi Daud dan Orang-Orang Yang Dirindukan Allah Swt. - Kisah Nabi"
Post a Comment