Kisah Nabi Shalih Putus Asa Terhadap Kaumnya - Kisah Nabi
Kisah Nabi Shalih
Prihatin dengan Kaumnya - Kali ini mimin akan menerjemahkan sebuah
cerita yang menjelaskan bagaimana bumi ini terselamatkan oleh orang-orang yang
beribadah kepada Allah Swt. Kita patut bersyukur karena masih banyak para ulama
dan wali yang menjadi penopang dan dan stabilisasi dunia ini. Seandainya tidak
ada mereka, maka sudah lama bumi ini akan hancur. Berikut adalah cerita Nabi
Shalih mencari hamba-hamba Allah yang beribadah kepada-Nya.
Imam Dlahak bin
Nu'man meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Saat nabi Shalih sudah
putus asa atas keimanan kaumnya, beliau mulai merasa prihatin. Beliau berkata,
"Wahai Tuhanku,
izinkan aku berkelana barangkali aku bisa bertemu hamba-Mu yang beribadah
kepada-Mu. Sehingga aku bisa merasa tenang."
Allah Swt. memberi
izin kepada Shalih as. Beliau pun berkelana mengelilingi bumi, mencari orang
yang menyembah kepada Allah Swt. Beliau melewati sebuah reruntuhan, yang dii atasnya ada
seorang yang beribadah kepada Allah Swt. Beliau memberi salam, lalu berkata,
"Aku heran. Aku hanya melihatmu sendirian di sini. Bagaimana bisa seperti
ini?" Orang tersebut menjawab, "Di sini adalah desa yang penduduknya paling
buruk yang ada di muka bumi. Di sini tidak ada yang menyembah Allah selain
diriku, dan Allah telah membenamkan desa ini sebab mereka. Namun Allah telah
menyelamatkan diriku. Aku beribadah di sini sebagai bentuk syukur kepada Allah
karena sudah menyelamatkan diriku." Perkataan itu membuat Nabi Shalih sangat
bersyukur kepada Allah Swt.
Nabi Shalih meneruskan
perjalanan mencari teman yang beribadah kepada Allah, hingga sampai pada sebuah
laut. Di sana beliau menjumpai sebuah pulau. Beliau melihat ada seorang yang
sedang melakukan shalat. Beliau mengucapkan salam, dan menanyakan keadaan
dan ceritanya. Dia pun bercerita, "Aku
termasuk suatu kaum yang menaiki sebuah kapal di laut ini. Mereka adalah yang
paling jelek di muka bumi ini. Tidak ada yang lebih jelek dari pada mereka. Dan
tidak ada satu pun dari mereka yang menyembah Allah selain diriku. Allah
memusnahkan mereka dan menyelamatkanku. Aku beribadah kepada Allah di sini
sebagai bentuk rasa syukur kepada-Nya karena menyelamatkanku. Maka nabi shalih
memuji kepada Allah, dan berlalu.
Lalu beliau melewati
sebuah kota yang semua penghuninya orang kafir kecuali dua orang yang beriman, penjual pelepah kurma.
Ketika masuk waktu siang keduanya bersedekah dengan hasil pekerjaan mereka.
Mereka hanya menyisakan makanan yang cukup untuk makan mereka. Nabi Shalih mendatangi
mereka berdua. Beliau duduk mendekati mereka. Ketika sore tiba Nabi Shalih mendengar
ada teriakan. Maka Nabi Shalih bertanya, “Teriakkan apa ini?” Mereka menjawab,
“INI adalah hewan yang keluar dari laut setiap jam seperti segini. Dia tidak
mendatangi sebuah tempat kecuali akan dirusaknya.” Beliau berkata, “Kira-kira
apa yang diberikan penduduk kota apabila aku bisa membunuh hewan tersebut?”
Lalu dua laki-laki
itu pergi mendatangi penduduk desa. Keduanya berkata, “Apa yang akan kalian
berikan kepada orang yang akan membunuh hewan tersebut?” mereka berkata, “Dia
akan kami beri separoh dari harta kami.”
Lalu dua laki-laki
itu memberi tahu Nabi Shalih. Maka Nabi Shalih berdiri, melakukan shalat dua
rakaat dan berdoa kepada Allah Swt. sehingga hewan tersebut terbelah menjadi
dua. Penduduk pun merasa gembira dan mereka memberikan separoh harta mereka
kepada beliau. Lalu Nabi Shalih memberikannya kepada dua pemuda tersebut. Mereka
berkata, “Sesungguhnya badan kami sudah merasa cukup dengan penghasilan kerja
kami. Kami tidak butuh harta ini.” Maka Nabi Shalih mengembalikan harta tersebut
kepada penduduk desa. Dan beliau tersungkur, bersujud kepada Allah. Beliau
berkata, “Segala puji bagi Allah karena aku bisa melihat tiga orang yang
menyembah kepada Allah.” Lalu Allah memberi wahyu kepada beliau, “Hai Shalih,
apakah kamu tahu bahwa aku memiliki hamba-hamba yang membuat dunia tetap tegak.
Seandainya tidak ada orang-orang taat kepadaku maka aku sama sekali tidak akan
melihat kepada orang-orang yang suka berbuat maksiat.”
Diterjemahkan dari kitab “Tarikh al Anbiya’"
Al Khatib al Baghdadi, Abu Bakar bin Ahmad bin Ali bin Tsabit bin Ahmad bin
Mahdi
Hal.65
0 Response to "Kisah Nabi Shalih Putus Asa Terhadap Kaumnya - Kisah Nabi"
Post a Comment